KECERDASAN MAJEMUK HOWARD GARDNER


A.    BIOGRAFI HOWARD GARDNER
Kecerdasan majemuk atau kecerdasan jamak atau yang dalam bahasa Inggrisnya sering disebut dengan Multiple Intelligences (MI)) merupakan salah satu teori kecerdasan yang dicetuskan oleh Howard Gardner. Howard Gardner merupakan tokoh pendidikan dan psikologi terkenal dan merupakan pemimpin Project Zero, sebuah kelompok riset (penelitian) di Harvard University.
Howar Earl Gardner lahir pada tanggal 11 Juli 1943 di Scranton, Pennsilvania, Amerika. Gardner terinspirasi oleh buku Jean Piaget dalam bidang (Psikologi Perkembangan). Pada tahun 1965 Howard Gardner mendapat gelar sarjana muda di bidang perhubungan sosial dari Universitas Harvard dengan predikat summa cumlaude.  Pada tahun 1965-1966, ia mempelajari filsafat dan sosiologi di London School of Economic.  Dia memperoleh gelar PhD dalam bidang sosial dan  psikologi perkembangan dari Havard University pada tahun 1971, dengan tesisnya yang berjudul The Development of Sensitivity to Figural and Stylistic Aspect of Painting. Howard Gardner memulai mengajar di Havard School of Education pada tahun 1986.[1]

B.     PENGERTIAN KECERDASAN MAJEMUK HOWARD GARDNER
Tiga paradigma dasar kecerdasan menurut Gardner, yaitu[2] :
1.      Kecerdasan tidak dibatasi tes formal
Kecerdasan tidak dibatasi dengan indikator-indikator yang ada dalam tes formal. Kecerdasan seseorang itu selalu berkembang (dinamis) tidak statis. Kecerdasan seseorang lebih dintentukan oleh faktor-faktor yang melibatkan kecerdasan diri, disiplin, dan empati atau lebih dikenal dengan kecerdasan emosi. Menurut Gardner kecerdasan seseorang bisa dilihat dari kebiasaan orang tersebut.
2.      Kecerdasaan itu multidimensi
Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari banyak dimensi, tidak hanya kecerdasan verbal atau kecerdasan logika.
3.      Kecerdasan, Proses Discovering Ability
Proses Discovery Learning merupakan proses menemukan kemampuan seseorang. Setiap orang pasti memiliki kecenderungan terhadap jenis kecerdasan tertentu. kecenderungan tersebut harus ditemukan melalui pencarian kecerdasan yaitu dengan menggali kemampuan atau kelebihan yang dimiliki dan mengubur kelemahan. Dalam menemukan kencenderungan tersebut, seseorang harus dibantu oleh lingkungannya.
Gardner tidak memandang kecerdasan dari skor semata, melainkan dengan ukuran kemampuan, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah; kemampuan untuk menciptakan persoalan baru untuk dipecahkan; dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberi penghargaan untuk hasil karya orang lain.
Kecerdasan majemuk menurut Gardner adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.[3] Dalam kecerdasan majemuk tidak ada istilah bodoh dan pintar.

C.    RANAH KECERDASAN MAJEMUK
Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of Mind (1983) pada awalnya menjelaskan ada tujuh ranah kecerdasan manusia yang menunjukkan kompetensi yang berbeda, kemudian sekarang menambahkannya menjadi 9 ranah kecerdasan yang meliputi bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits), dan eksistensial[4]. Berikut ini dijelaskan secara ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner.
1.      Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan lingusitik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulsai struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa, hafalan, eksplanasi dan metabahasa.
Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasan ini memiliki empat ketrampilan yaitu, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
2.      Kecerdasan Matematic-Logis
Komponen inti dari kecerdasan ini yaitu kepekaan dalam memahami pola-pola logis atau numeris, kemampuan mengolah alur yang panjang. Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan dalam menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran yang benar,  kemampuan memecahkan masalah.
3.      Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan spasial adalah kemampuan mengekspresi dunia spasial-visual secara akurat dan kemampuan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut dalam pelbagai aspek kehidupan. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, dan hubungan antar unsur. Kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam praktek matrik spasial.
4.      Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal adalah kemampuan mengapresiasi pelbagai bentuk musikal, membedakan, menggubah dan mengekspresikannya. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar  nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
5.      Kecerdasan Kinestetis
Kecerdasan Kinestetik-jasmani adalah keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu, dan kemampuan fisik yang spesifik seperti : keseimbangan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan.
6.   Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini adalah ke­mampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Ke­cerdasan ini menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan dalam bergaul, memimpin, jiwa sosial yang tinggi, negosisasi, bekerja sama dan mempunyai empati yang tinggi.
7.      Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, berdisiplin diri, dan kemampuan menghargai diri.
8.      Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan mengenali dan menkategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap fenomena-fenomena alam lainnya, dan kemampuan membedakan benda-benda tak hidup dengan benda-benda hidup lainnya, kemampuan meneliti gejala alam, mengklasifikasi, dan identifikasi.
9.      Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan Eksistensial, intelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang ter­dalam. 
D.    MANFAAT MULTIPLE INTELEGENCES DALAM PENDIDIKAN
Kita dapat menggunakan kerangka kecerdasan majemuk  dalam melaksanakan proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang dapat dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, dan melihat pertunjukan dapat menjadi pintu masuk yang vital ke dalam proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar  menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika). Jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
Dengan kecerdasan majemuk, berarti kita menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
Siswa akan mampu menunjukkan dan berbagi tentang kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang spesialis.
Kecerdasan Majemuk memberikan pandangan bahwa terdapat berbagai macam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Yang membedakan antara satu dengan yang lainnya adalah komposisi atau dominasi dari kecerdasn tersebut.[5]
Sebagai contoh, bagaimana cara anda menghafal nomor telpon? Apakah anda mengulang-ngulang nomor tadi sebelum menelpon (ini berarti anda menggunakan teknik Liguistik) atau anda menbayangkan pola tombol yang harus anda tekan dalam pola peletakan tombol angka-angka (menggunakan metode Spatial-Visual) atau malah anda mengingat-ingat nada khas tiap-tiap angka (strategi Musikal).
DAFTAR PUSTAKA

Chatib, Munif. 2014. Sekolahnya Manusia. Cet XIX. Bandung : Kaifa.
Sujiono, Yuliani N dan Bambang Sujiono.2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta : PT. Indeks.
http://kartikasarimakmun/2013/02/kecerdasan-majemuk



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Howard_Gardner, di akses tanggal 11 Maret 2015, pkl. 20.25
[2] Munif Chatib, Sekolahnya Manusia –Cet XIX, (Bandung : Kaifa,  2014), h.70-78
[3] Yuliani N.Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta : PT. Indeks, 2010), h.49
[4] Munif Chatib, Sekolahnya Manusia –Cet XIX, (Bandung : Kaifa,  2014), h.74
[5]http://kartikasarimakmun/2013/02/kecerdasan-majemuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Pertumbuhan Organisasi Greiner

MAKALAH HADITS MUTAWATIR DAN AHAD

makalah sejarah penghimpunan Al-Qur'an